catatan yg lahir dari lubuk hati terdalam, ketika hanya dengan menulis menjadi teman dikala duka.....

Hati sebening embun

Pagi ini aku bangun dengan mata sedikit berat, semalam tidur menjelang dini hari. Untung saja subuh tidak kesiangan. Setelah sholat shubuh aku kembali terlelap dalam tidurku yang singkat. Seketika aku terbangun dan aku sudah berada di taman yang indah dikelilingi oleh aroma wangi bunga yang semerbak, hatiku teduh. Disebelah kanan aku melihat air sungai mengalir begitu jernihnya, mata sejuk memandangnya dan aku pun tersenyum. Perlahan aku menuju pinggiran sungai itu, bermain bersama air, sendiri di taman yang indah. Dan aku pun tersenyum.
Seketika seberkas cahaya membuyarkan pandanganku dari taman itu. Aku terkesimak melihat cahaya itu, cahaya tersebut perlahan jauh, dan aku pun mengejarnya.

Aku terus mengejar cahaya itu, seolah cahaya tersebut ingin menunjukkan sesuatu padaku. Sampai akhirnya aku berada di depan sebuah tangga yang jauh keatas, cahaya itu terus naik ke tangga, tapi aku tak bisa lagi mengikutinya. Entah mengapa kaki ini begitu berart menginjak tangga itu, Aku menangis.......
Aku terus menangis....sampai sesosok bayangan yang tampak samar dimataku berdiri dihadapanku yang sedang menangis. Sesosok bayangan itu memberikanku sekotak kaca, dalam kaca itu kulihat ada sebongkah hati yang bening, hati yang begitu kemilau.
Seketika aku terkesimak, dan terus memandang sekotak kaca itu.

Samar-samar ku dengar, sesosok itu berkata padaku,"sewaktu lahir hatimu seperti sebongkah hati dalam kotak kaca itu, Rabb-mu menciptakan engkau begitu sempurna, hati yang masih tetap sebening embun pagi, hati yang selalu rindu oleh-NYA, hati yang selalu menjadi milik-NYA. Namun sekarang engkau telah dewasa, banyak hal yang telah berubah, hatimu telah perlahan ternoda, hatimu kadang lupa pada-NYA, lupa untuk senantiasa bersyukur, lupa untuk senantiasa mengingat-NYA dan hatimu saat ini tidak terjaga"
Aku menangis.........
Sesosok bayangan itu berkata lagi,"Inikah makhluk Allah yang diciptakan begitu sempurna ke dunia, namun sangat sedikit tuk bersyukur, kau terlalu terlena dengan keasyikan duniamu sendiri, kau kadang lupa darimana tempat asalmu sedangkan kau pun akan kembali ke asalmu, kau sering tak sadar mengeluarkan banyak keluhan yang membuat Rabb mu kecewa padamu, namun perlu kau tahu Kasih sayang-NYA begitu luas, sebanyak apapun keluhanmu, sebanyak apapun permintaanmu dan sebanyak apapun doa-doa yang kau panjatkan, Rabbmu akan senantiasa mengabulkannya. Kau kadang tak sadar bahwa SANG KHALIK selalu melihatmu, selalu menemanimu dikala kau merasa sendiri, selalu memberikan penunjuk jalan untukmu"

Aku menangis.....
Sesosok itu berkata lagi, sedang aku hanya bisa menunduk dan menangis
"Dan ketahuilah...kau tak sendiri,Rabb mu akan selalu bersamamu, DIA tidak akan meninggalkan hamba-NYA, hanya hamba-NYA saja yang selalu jauh dari-NYA. Sekotak kaca itu kuberikan untukmu, agar kau senantiasa ingat bahwa kau terlahir dengan hati yang sebening embun, hati yang masih suci dan masih terjaga. Ingat satu hal, Rabb mu menginginkan semua hamba-NYA seperti sebongkah hati bening dalam kaca itu. Yang senantiasa menjaga niat tulus untuk-NYA, yang senantiasa menjaga hatinya dari tipu daya dunia, yang senantiasa merindukan perjumpaan dengan-NYA. Tidakkah kau ingin berjumpa dengan-NYA???"
Aku tak mampu menjawab pertanyaan itu, hanya tangisan dan anggukan yang bisa ku perbuat....
dan sesosok bayangan itu perlahan menjauh dan berkata "kembalikan hatimu seperti engkau lahir ke dunia, hati yang sebening embun di pagi hari, dengan senantiasa menjaga keikhlasan dan tentunya menjaga hatimu dari apapun yang bisa membuatmu lupa pada-NYA"
aku menangis.....menangis,
sampai aku terbangun dan kembali ke dunia ini. Tidur yang singkat, namun membuatku tersadar, dan aku menangis.......
"Sujud pun tak mempuaskan keinginan hamba tuk selalu hanturkan sembah syukur sedalam kalbu padamu YA RABB" kata hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar