catatan yg lahir dari lubuk hati terdalam, ketika hanya dengan menulis menjadi teman dikala duka.....

Survival bersama derasnya hujan

Beberapa hari yang lalu sewaktu pulang dari kerja dengan hujan yang sangat deras, ku melewati bak sampah yang berada dipinggir jalan rumahku, dan ku lihat seorang laki2 separuh baya dan seorang anak kecil kira2 umurnya 8 tahun sedang mengaduk sampah, mereka berdua dengan tekunnya mencari entah apa di bak sampah itu dibawah derasnya hujan yang turun, tanpa memperdulikan keadaan mereka yang mungkin sudah kedinginan ataupun letih, mereka tetap saja mengambil sesuatu dari bak sampah yang besar itu. Sekilas ku lihat raut wajah mereka tidak menggambarkan sedikitpun rasa malu sebab dari tadi aku melihatnya ataupun rasa capek, yang ada mereka terus saja mencari apa yang mereka cari.Botol, kardus2, plastik itu yang mereka masukkan ke karung yang mereka bawa.

Beberapa hari lalu juga aku naik becak, yang bawa becak itu seorang kakek yang sudah uzur umurnya, membawaku ke tempat yang aku inginkan. Dengan nafas terengah-engah melawan derasnya hujan dan kencangnya angin, hal itu tak menyurutkan dirinya untuk terus mengais rejeki, untuk bisa memperoleh sesuap nasi.

Tukang becak ataupun pemulung adalah contoh dari sekian banyak pekerja keras dan rata2 dari keluarga miskin yang tidak mampu, yang hanya mengandalkan memperoleh sesuap nasi dari pekerjaan mereka. Tapi itu lebih baik, itu lebih mulia daripada korupsi, mencuri, menipu ataupun merampok, terlebih lagi merampok uang rakyat. Duduk rapi berdasi di pemerintahan tapi apa yang dilakukan??mencari akal dan cara bagaimana bisa meraup harta rakyat yang lebih banyak lagi. Seorang pemulung sampah lebih mulian dari seorang koruptor, seorang tukang becak lebih mulia dari seorang penipu dan perampok. Sang direktur nyaman duduk di ruangan yang berAc, yang hangat tak terkena hujan, tinggal tanda tangan dan uang pun mengalir ke rekening dengan mudahnya. Sementara diluar sana seorang manusia setengah paruh baya mengayun becak dibawah derasnya hujan ataupun teriknya mentari, belum tentu bisa mencukupi kebutuhannya sehari-hari, sama halnya dengan pemulung yang aku ceritakan tadi diatas.

Itulah fenomena kehidupan, ada si kaya dan ada si miskin dan ada juga yang hanya bisa meminta-minta ataupun merampok uang rakyat untuk jadi kaya. Tentunya semua jalan yang mereka tempuh untuk Survival (tetap bertahan hidup)berbeda-beda. Ada yang jalannya salah dan ada yang jalannya benar tapi perlu usaha yang lebih keras. Yang kita dibutuhkan sekarang hanya kepekaan terhadap mereka orang yang tidak mampu, sejauh mana kepekaan kita untuk peduli sedetik saja merasakan apa yang mereka rasakan. Kadang kita lupa bahwa ada orang2 yang begitu membutuhkan bantuan kita walaupun mereka tak pernah mengharapkan, sebab mereka bisa berusaha dengan sendirinya, berusaha bagaiman bisa untuk tetap bertahan hidup dari zaman yang begitu sulit dan keras ini. Tengoklah walaupun sejenak, bagaimana mereka mengais rejeki bersama derasnya hujan, niscaya kita akan bisa merasakannya.

by : Fee3

2 komentar:

wahh emang ya,..kadang kita lupa kalau mereka sebenarnya pahlawan bagi kita,..!!

di sini pernah ada kejadian loh, seorang yank kaya bermobil menabrak tukang becak :(, tp diabaikan begitu saja, padahal si kakek luka2 :(, kasian.

hanya orang2 lewat yang mempunya perasaan yang membantu kakek tersebut.

daku sedih banget, karena tu kejadian pas di depan mataku.

sedihnya.. padahal suatu waktu jika si kaya mobilnya bocor atau tak ada kendaraan apapun pasti berharap pada tukank becak tersebut.

Posting Komentar