catatan yg lahir dari lubuk hati terdalam, ketika hanya dengan menulis menjadi teman dikala duka.....

Banyak keluh kesah

"yaaa...hujan lagi, pakaianku gak ada yg kering sejak kemarin"gurutu dihati
"aduuuhh, udaranya panas amat sih"
"hujan muluu, aku terlambat lagi deh ke kantor"
"gara2 hujan semalam, rumahku masuh banjir,sebel deeh"

kata2 yang tak disadari ataupun disadari keluar dari mulut kita, keluh dan kesah memang tak pernah luput dari kita sendiri.Saya pun demikian, kadang ditimpa hal kecil keluhannya segunung, kesahnya berkepanjangan, menangisi hal yang tak perlu ditangisi. Saya masih ingat jelas waktu membaca kisah istri nabi ibrahim Bunda siti hajar, yang ditinggalkan oleh nabi ibrahim atas perintah Allah di padang yang gersang yang sunyi tanpa penghuni. Yang nantinya daerah itu akan menjadi kota mekkah. Pada mulanya bunda hajar bertanya kepada nabi ibrahim sambil memohon :
"Wahai suamiku, apakah aku akan ditinggalkan bersama anakmu di sini?" Tanpa memandang wajah isterinya yang dicintainya, Nabi Ibrahim a.s. hanya mampu menganggukkan kepala.Berkata lagi bunda hajar"Oh... kiranya kerana dosaku menyebabkan engkau bertindak begini, ampunkanlah aku. Aku tak sanggup ditinggalkan di tengah-tengah padang pasir yang kering kontang ini."Tidak wahai isteriku, bukan kerana dosamu...","Kalau bukan kerana dosaku, bagaimana dengan anak ini... Anak ini tidak tahu apa-apa. Tegakkah engkau meninggalkannya?" Hati Nabi Ibrahim a.s bagai disayat-sayat. Pilu dan pedih hatinya, hanya Allah SWT yang tahu. "Tidak, bukan itu maksudku.Tapi apa dayaku...ketahuilah, ini semua adalah perintah Allah SWT."
Siti Hajar terdiam seketika mengetahui bahwa ini semua atas perintah Allah. lidahnya kelu untuk terus memohon. Terbayang olehnya penderitaan yang bakal dihadapi sendiri. Tapi Dia yakin Allah akan menolongnya sebab ini semua karna perintah Allah SWT, tidak mungkin suaminya tega meninggalkannya serta anaknya di padang yang gersang. Dia menguatkan ketergantungan dan pertolongan dari Allah SWT. Namun hatinya masih tertanya-tanya, apakah hikmah di sebalik perintah Allah SWT itu? Sewaktu gejolak hatinya semakin memuncak, dengan rahmat Allah SWT, diperlihatkan pada penglihatan Siti Hajar suatu masa akan datang. Digambarkan tempat itu nantinya akan didatangi oleh manusia dari seluruh pelosok dunia, yang berduyun-duyun datang untuk membesarkan Allah SWT.
Melihat peristiwa itu, tenanglah hatinya. Lalu dengan hati yang berat tetapi penuh keyakinan, Siti Hajar berkata kepada suaminya : "Jika benar ia adalah perintah Allah SWT, tinggalkanlah kami di sini. Aku ridha ditinggalkan" suara Siti Hajar mantap sambil menyeka air matanya yang berlinangan. Dengan hati yang tabah bunda hajar berkata : "Tentang keselamatan kami, serahkanlah urusan itu kepada Allah SWT. Pasti Dia akan membela kami. Tidak mungkin Allah membiarkan kami seperti ini".

Nabi Ibrahim a.s sangat terharu dan bersyukur. Isterinya Siti Hajar memang wanita terpilih. Dia segera mengangkat tangannya berdoa :
"Ya Tuhan kami, aku tinggalkan anak dan isteriku di padang pasir yang tandus tanpa pohon berkayu dan buah-buahan. Ya Tuhan kami, teguhkanlah hati mereka dengan mendirikan sembahyang, jadikanlah hati manusia tertarik kepada mereka, kurniakanlah rezeki pada mereka dari buah-buahan mudah-mudahan mereka bersyukur kepada-Mu.”(Q.S.ibrahim,37-38)

Tinggallah bunda hajar seorang diri di padang yang kering kerontang. Tak lama kepergian suaminya, bekal makanan dan minumannya pun, air asinya pun mengering sedangkan anaknya terus menangis karena kehausan.Saat itulah bunda hajar bingung,tidak tahu harus berbuat apa, seakan semuanya buntu. Berkata dalam hati "dimanakah aku mendapatkan air di tengah padang gersang yang kering kerontang seprti ini?", lalu dia melihat dari kejauhan seperti air,dan segera dia berlari ke tempat itu namun setibanya dia tak mendapatkan sama sekali air di tempat itu. Yang dilihatnya hanya fatamorgana. bunda hajar terus berlari-lari mengeliling 2 bukit yakni bukit shafa dan marwah, tanpa dia sadari telah 7 kali mengelilingi bukit tersebut, bunda hajar sangat keletihan namun dia tidak berhenti mencari sumber air sedangkan anaknya menangis sambil menghentak-hentakkan kakinya ke bumi.
Dan dengan rahmat pertolongan Allah, keluarlah air dari dalam bumi diujung kaki anaknya, saat itu bunda hajar sangat gembira sekali. Dan segera mengambil air itu dengan berkata "zami...zami..zami.."yang artinya berkumpullah...berkumpullah, seolah-olah bunda hajar berkata pada air "berkumpullah untuk anakku", yang kita kenal sekarang air zam-zam.

Sobatku, sepenggal kisah dari salah satu perempuan yang begitu tinggi ketakwaan kepada Rabbnya, dengan kesabaran membuat bunda hajar memiliki kedudukan istimewa disisi Allah. Tak pernah keluar sepatah kata pun keluhan, keputus asaan, yang ada cuman harap dan ketergantungan kepada Sang Pencipta. Sikap bunda hajar yang berpasrah tapi tetap berusaha patut menjadi teladan buat kita, khusus buat penulis sendiri.
Sobatku, kadang kita tidak menyadari kata2 yang keluar dari mulut berupa keluhan, berupa keputuasaaan, itulah kelemahan kita yang identik dengan ketidakpuasaan terhadap sesuatu, dalam artian ingin meraih segalanya namun usaha yang masih sangat kurang. Apalagi dizaman sekarang, zaman persaingan, zaman yang dihuni oleh orang-orang yang begitu agresif menggapai impiannya. Jika tersandung sedikit saja persoalan yang dihadapkan pada suatu polemik yang begitu sulit baginya, makanya pastilah yang ada hanya keluhan, meratapi nasib yang ujung-ujungnya hanya keputus asaan, sungguh Allah sangat membenci hamba-NYa yang berputus asa itu artinya orang itu telah terputus dari rahmat.

Sobatku, kenapa mesti mengeluh?kenapa kita tidak bisa mengontrol diri untuk sehari semenit saja tidak mengelaurkan kata2 keluhan terhadap diri sendiri?padahal kita selalu yakin bahwa Allah selalu bersama kita, Allah bersama orang2 yg sabar. Dan bukankah kita tahu Allah telah katakan dalam salah satu ayatnya : "bersyukurlah padaKU, niscaya kan KU tambahkan nikmat-KU",
Sobatku, teruslah bersyukur,agar Allah senantiasa menambahkan nikmat untuk kita. Berhentilah mengeluh dan gantilah dengan rasa syukur atas segala apa yang diberikan oleh Allah, baik itu ditimpa musibah ataupun dalam keadaan senang. Mudah2an kita semua bisa belajar dari kisah diatas, kisah yang nyata bukan karangan. Dan sepatutnyalah kita menyampaikan kisah2 yang nyata, agar lebih mudah menjadi pijakan untuk kita.
Sobatku, penulis sangat menyadari bahwa keluh kesah itu takkan bisa terhapus begitu saja, untuk itu penulis ingin beri saran dan saran ini terutama buat penulis sendiri, jika kita merasa ada yang tak sesuai dengan harapan kita atau kita ingin mencapai sesuatu namun gagal, JANGANLAH BerKEluh Kesah, ingatlah nikmat Allah begitu luas, berupa kesahatan dan waktu yang masih diberikan oleh-NYA. Allah tidak pernah memberikan apa yang kita inginkan, tapi memberi apa yang kita butuhkan, yaaah...yang kita butuhkan,dan tentunya itu lebih baik untuk kita. Selama kita tak bosan terus meminta pada-NYA, dan mintalah yang banyak2, karna Allah menyukainya.

Salam Sukses buat semua ...^_^
Fee3

3 komentar:

ada lagunya skrang mbak, aku pernah dengar sekilas dan sepotong.

(koor mode : on)
buat apa keluh kesah.
buat apa keluh kesah.

"tuhan palink tidka suka pada orang yang berkeluh kesah"

ingat ajah itu.. pasti jadi nyaman deh.
hadapi hidup dengan apa adanya, so segala beban terasa lebih ringan!!

*salam kenal, saya dhe dari aceh, indonesia

Salam kenal juga Dhe....makasih sudah berkunjung ^_^

Posting Komentar