Selembar surat 5 tahun lalu
“Fit...baca ini kalo kamu dah di pesawat sebentar” selembar surat bersampul biru tua, k’isra berikan padaku saat aku ke rumahnya selepas subuh sebelum aku berangkat hijrah ke jakarta.
“iya kan...syukron, saya pamit dulu..salam buat k’ama juga” kataku ketika itu.
Setibanya aku di pesawat sebelum pesawat meninggalkan landasan, bersama dengan meninggalkan kota makassar untuk sementara waktu, perlahan ku buka surat dari k’isra dan aku membacanya. Sesekali ku seka airmataku, sebab ada tulisan di surat k’isra yang membuatku tak bisa menahan airmata, dan sesekali juga ku tersenyum membaca suratnya. Saat kubaca suratnya, aku berdoa semoga Allah memberikanku kesempatan tuk bertemu dan becanda dengan k’isra lagi.
Ada baris kalimat yang sangat menyentuh naluriki, k’isra berkata
“Fit....dalam hidup ini kita akan senantiasa diperhadapkan pada pilihan2 yang mungkin bagi kita sendiri sulit menentukannya. Dan setiap pilihan pasti ada resikonya tersendiri. Namun, pilihan itu tak selama buruk bagi kita, termasuk pilihan fitri untuk memilih jalan yang Allah ridhoi, jalan yang insya Allah baik untuk fitri. Jalan yang bisa membuat fitri lebih dewasa dan lebih banyak belajar tentang arah hidup kita sebagai hamba-NYA. Saya yakin fitri bisa menjadi yg terbaik, yang nantinya menjadi sesosok pengemban amanah dakwah. K’isra, hanya sebagai perantara saja untuk fitri supaya lebih banyak belajar lagi.
Walaupun terpisah jarak dan waktu, semoga kita senantiasa saling mendoakan dan tetap menjaga ukhuwah ini.
Fitri adikku...jadilah sesosok perempuan yang tegar dan mampu bertahan walaupun duri selalu menghalang dan terkadang melukai kita. Dunia bukan tempat domisili yg abadi, namun tempat untuk memFILTER siapa saja yg mampu bertahan dan yang mampu keluar dari segala keterpurukan serta bangkit dari kerapuhan, teruslah bertahan ukhti, semoga kitalah yang keluar sebagai orang-orang yg terpilih untuk tetap bertahan di jalan-NYA.
ana uhibbuki Fillah ukhti....jaga diri baik2 selamana disana..:) "
Surat itu ku tutup dengan menyeka kembali airmataku.
5 tahun terlewati surat yang sampai detik ini masih tersimpan di hati dan jiwaku.
Semalam aku mendapat telp dan sms dari beliau, k’isra menanyakan kabarku dan kabar teman2 di Makassar. Aku sangat senang bisa kontekan lagi dengan beliau selama hampir 2 tahun hilang komunikasi karena k’isra mengganti nomornya. Satu hal yang sering aku tanyakan, kapan k’isra nikah, sedangkan yunior2nya yg sekarang sudah menjadi dokter juga rata2 sudah menikah. Kalo mendengar aku bertanya demikian, k’isra hanya tertawa dan mengatakan kalo beliau mau sekolah dulu ambil spesialis. Jawaban yang sama, setiap kali aku menanyakan hal yang sama.
K’isra….mungkin hanya segelintir kader akhwat makassar yang tahu dia, bahkan mahasiswa FKG Unhas kurang yang mengetahuinya. Sekarang beliau berada di luar kota Makassar untuk PTT setelah mendapat gelar dokternya dua tahun yang lalu.
Bagiku k’isra sesosok akhwat yang militan, pintar, cantik dan tegar, teguh pada prinsip dan menjalani hidup apa adanya. Beliaulah yg mengenalkanku pada tarbiyah, beliaulah yang membuatku peka dengan hidayah Allah yg datang padaku 6 tahun yang lalu. Tentunya aku tidak akan lupa dengan k'isra, seorang kakak, sahabat dan ustadz pertamaku.
I miss u kak....ana uhibbuki Fillah....
2 komentar:
jadi penasaran dengan k'isra nih, hehehe...canda doang! emang sosok-sosok senior yang punya pengaruh dalam perubahan hidup kita begitu membekas dan selalu terngiang-ngiang. sesekali mendoakan beliau bisa dikatakan wujud kasih dan peduli kita, doain aja :)
bagus tulisannya, ijin share ya
AJi Prabowo
ajiprabowo.wordpress.com
Posting Komentar